BU TARI LIHAT VIDI: Edukasi Gigi Anak Usia Dini Berbasis Video dari Puskesmas Pendopo Barat
.jpeg)
Kesehatan gigi anak usia dini merupakan aspek penting dalam tumbuh kembang yang sering kali luput dari perhatian keluarga, padahal dampaknya sangat besar terhadap asupan nutrisi, perkembangan bicara, dan kualitas hidup anak secara keseluruhan. Dalam realitas di lapangan, banyak ibu balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pendopo Barat yang belum memahami pentingnya menjaga kebersihan gigi anak sejak dini, bahkan masih ada yang menganggap karies gigi adalah bagian wajar dari pertumbuhan. Kondisi ini diperparah dengan kurangnya media edukasi yang menarik dan mudah diakses untuk menjangkau ibu-ibu yang sibuk dan memiliki keterbatasan dalam menghadiri penyuluhan konvensional. Menjawab tantangan tersebut, lahirlah inovasi BU TARI LIHAT VIDI, akronim dari iBU pinTAR gigI baLIta seHAT dengan VIDeo edukasI, yang memanfaatkan media video berdurasi pendek untuk mengedukasi keluarga mengenai praktik kesehatan gigi anak yang benar. Inovasi ini tidak hanya memutar video pada saat posyandu, tetapi juga menyebarkannya secara digital melalui grup WhatsApp ibu balita, ruang tunggu puskesmas, dan layanan home visit. Penggunaan video membuat pesan lebih mudah dipahami karena menyertakan gambar, narasi lokal, dan simulasi praktik menyikat gigi, menjadikan edukasi lebih menyenangkan bagi ibu dan anak. Dengan inovasi ini, edukasi yang sebelumnya bersifat satu arah dan terbatas kini berubah menjadi pembelajaran aktif dan berkelanjutan yang dapat diakses kapan pun dibutuhkan.
Data dari awal 2023 menunjukkan bahwa dari 85 balita yang diperiksa di wilayah Puskesmas Pendopo Barat, lebih dari separuhnya mengalami karies aktif dan belum pernah melakukan pemeriksaan ke tenaga kesehatan gigi, menunjukkan adanya celah besar dalam layanan promotif. Peluncuran BU TARI LIHAT VIDI sejak Januari 2024 menjadi tonggak perubahan dengan pendekatan yang lebih visual dan partisipatif, dimulai dari produksi tujuh video edukatif yang masing-masing berdurasi 1–2 menit. Materi dalam video mencakup topik seperti cara menyikat gigi yang benar, pemilihan sikat gigi dan pasta gigi untuk balita, serta pentingnya kunjungan berkala ke dokter gigi, semuanya disajikan dengan bahasa yang mudah dipahami dan visual menarik. Dalam dua bulan pertama, setidaknya 135 ibu balita telah mengakses video melalui grup WhatsApp dan kegiatan posyandu, sementara 32 ibu mulai melaporkan kebiasaan baru menyikat gigi anak minimal dua kali sehari. Hasil survei puskesmas menunjukkan peningkatan kesadaran signifikan, terutama di kalangan ibu rumah tangga yang sebelumnya tidak pernah mengikuti penyuluhan kesehatan. Video-video tersebut juga digunakan oleh kader sebagai alat bantu penyuluhan di rumah-rumah warga yang memiliki keterbatasan akses ke layanan kesehatan.
BU TARI LIHAT VIDI menjadi solusi strategis dalam menghadapi masalah kesehatan gigi anak usia dini yang kompleks, karena tidak hanya mengandalkan ceramah atau poster konvensional, tetapi menghadirkan konten visual dinamis yang memikat. Dalam konteks promosi kesehatan era digital, penggunaan video sangat efektif karena dapat menjangkau banyak orang dalam waktu singkat dan bisa diputar berulang kali sesuai kebutuhan. Inovasi ini menjawab tantangan penyuluhan satu arah dengan menawarkan pembelajaran dua arah: ibu belajar dari video dan mempraktikkannya langsung di rumah bersama anak. Kader dan petugas kesehatan juga merasa terbantu karena waktu penyuluhan menjadi lebih efisien, dan diskusi dengan warga menjadi lebih hidup berdasarkan isi video yang telah ditonton bersama. Dalam jangka panjang, inovasi ini diharapkan dapat mengubah budaya perawatan gigi di rumah menjadi lebih aktif, terstruktur, dan menyenangkan. Bahkan, melalui integrasi dengan program UKGS dan Posyandu, konten video dapat terus diperbarui dan diperluas cakupannya untuk isu kesehatan anak lainnya. Secara teknis, pembuatan video ini tidak membutuhkan peralatan mahal, karena cukup menggunakan ponsel, laptop, dan aplikasi pengeditan sederhana, sehingga bisa direplikasi di puskesmas lain.
Inovasi BU TARI LIHAT VIDI telah memberikan pengaruh yang signifikan dalam cara masyarakat memahami pentingnya kesehatan gigi balita, terutama di daerah-daerah dengan keterbatasan akses edukasi formal. Tidak hanya menjadi solusi untuk menyampaikan informasi secara visual, video edukatif ini juga menjadi sarana komunikasi yang menghibur dan membangun kedekatan emosional antara ibu dan anak saat menonton bersama. Dengan menggunakan tokoh-tokoh lokal dan narasi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, video ini menjadi lebih mudah diterima dan diterapkan dalam rutinitas keluarga. Kegiatan pemutaran video yang diselingi dengan diskusi ringan juga meningkatkan partisipasi ibu dalam posyandu. Bahkan, beberapa kader melaporkan bahwa para ibu lebih antusias datang ke posyandu ketika tahu akan ada pemutaran video edukasi. Keterlibatan keluarga dalam menonton video di rumah juga menjadi pemicu diskusi antar anggota keluarga tentang kebersihan gigi anak. Ini menandai keberhasilan strategi promosi kesehatan berbasis media yang bersifat low cost, low tech, namun high impact. Dalam jangka panjang, inovasi ini berpeluang mengubah paradigma masyarakat tentang peran keluarga dalam menjaga kesehatan gigi anak secara kolektif.
Selain memperkuat kesadaran akan pentingnya kesehatan gigi, BU TARI LIHAT VIDI juga mendorong peningkatan kompetensi kader dan petugas dalam menyusun konten edukatif. Proses produksi video yang melibatkan langsung tenaga kesehatan memberikan pelatihan tidak langsung kepada mereka tentang cara menyampaikan pesan secara efektif dan menarik. Tim promkes puskesmas dilatih untuk merancang skrip, membuat storyboard, serta memadukan unsur edukasi dan hiburan dalam satu format singkat. Pelibatan lintas profesi ini memperkuat kolaborasi di internal puskesmas dan membentuk tim kreatif yang solid untuk pengembangan konten. Video juga dijadikan sarana supervisi dan diskusi dalam pelatihan kader kesehatan, sehingga menjadi media pelatihan berkelanjutan. Adanya peningkatan kapasitas ini turut mendukung program promosi kesehatan secara lebih luas dan mandiri. Inovasi ini juga membuka peluang kerja sama dengan sekolah atau komunitas untuk memperluas jangkauan edukasi. Seiring waktu, BU TARI LIHAT VIDI tidak hanya menjadi produk edukasi, tetapi juga alat pemberdayaan tenaga kesehatan dan kader secara menyeluruh.
Dalam pelaksanaan teknis di lapangan, pemanfaatan video edukatif juga memperkuat pendekatan komunikasi interpersonal petugas dengan keluarga. Saat video diputar, petugas bisa lebih fokus mengamati respons ibu, memberikan penjelasan tambahan, serta membuka ruang tanya jawab yang lebih santai dan tidak kaku. Hal ini membuat sesi edukasi menjadi lebih bermakna dan personal dibandingkan penyuluhan konvensional yang cenderung satu arah. Penggunaan media audiovisual juga mempermudah pemahaman bagi ibu yang memiliki keterbatasan literasi baca tulis. Bahkan anak-anak ikut tertarik menonton video, yang membuat pesan kesehatan tersampaikan tidak hanya ke ibu, tapi juga ke anak itu sendiri sebagai subjek utama. Dengan mengaktifkan peran media, edukasi menjadi lebih hidup, menyenangkan, dan tidak membosankan. Inilah kekuatan dari pendekatan digital sederhana seperti BU TARI LIHAT VIDI yang memadukan teknologi dengan nilai-nilai kekeluargaan. Efektivitas pesan meningkat karena disampaikan dengan cara yang sesuai gaya hidup masyarakat masa kini.
Penerapan BU TARI LIHAT VIDI juga menghasilkan efisiensi waktu dan sumber daya dalam kegiatan penyuluhan kesehatan. Daripada menyampaikan materi secara berulang kepada setiap kelompok posyandu, tenaga kesehatan kini dapat memanfaatkan video yang telah diproduksi secara massal dan berulang kali. Ini mengurangi beban kerja petugas serta memastikan konsistensi pesan yang disampaikan di berbagai lokasi dan waktu. Video yang diputar di ruang tunggu puskesmas juga mengisi waktu pasien dengan materi bermanfaat yang meningkatkan pengetahuan mereka. Dengan model ini, promosi kesehatan tidak lagi membutuhkan ruang khusus, papan tulis, atau peralatan presentasi lainnya. Cukup dengan smartphone dan speaker portable, edukasi dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Kemudahan ini menjadikan inovasi ini sangat relevan bagi daerah terpencil yang minim fasilitas kesehatan. Di masa depan, pendekatan ini dapat dikembangkan menjadi platform edukasi kesehatan digital berbasis komunitas yang lebih luas.
Dukungan dari pemerintah desa dan stakeholder lokal menjadi faktor penting dalam keberlanjutan BU TARI LIHAT VIDI. Melalui koordinasi yang intensif dengan kepala desa, kader posyandu, dan pengurus PKK, video edukatif ini dijadikan bagian dari agenda tetap kegiatan masyarakat. Pemerintah desa juga mendukung pembiayaan produksi video berikutnya melalui dana desa yang dialokasikan untuk program kesehatan. Selain itu, sekolah-sekolah PAUD mulai menggunakan video ini sebagai materi tambahan dalam pendidikan kesehatan anak usia dini. Komunitas ibu-ibu arisan dan pengajian pun turut serta memutar video ini sebagai bagian dari diskusi ringan seputar kesehatan keluarga. Dengan demikian, inovasi ini tidak hanya berhenti di puskesmas, tetapi meluas ke ruang-ruang sosial lain yang strategis. Keterlibatan lintas sektor ini memperkuat daya jangkau inovasi dan memastikan keberlanjutannya secara kolektif. BU TARI LIHAT VIDI menjadi contoh nyata kolaborasi multisektor dalam promosi kesehatan berbasis masyarakat.
Evaluasi terhadap dampak BU TARI LIHAT VIDI dilakukan secara berkala oleh tim promkes melalui observasi perilaku, survei pengetahuan, dan pencatatan perubahan praktik kesehatan gigi di rumah. Hasil awal menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah ibu yang menyikatkan gigi anak secara rutin dan penurunan keluhan gigi balita di posyandu. Selain itu, tingkat partisipasi posyandu meningkat karena ibu merasa kegiatan menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Video yang ditayangkan juga menginspirasi kader untuk membuat konten lokal serupa tentang topik kesehatan lainnya, seperti imunisasi dan cuci tangan. Inovasi ini menjadi pemicu lahirnya budaya digital di kalangan tenaga kesehatan di tingkat dasar. Setiap keberhasilan kecil ini didokumentasikan sebagai bagian dari laporan inovasi pelayanan publik. Dengan data dan testimoni yang terus dikumpulkan, program ini semakin kuat dalam argumentasi untuk replikasi dan pengembangan. Puskesmas berharap ke depan akan ada pelatihan penyusunan video edukatif bagi seluruh petugas promkes se-Kabupaten Empat Lawang.
Melalui inovasi BU TARI LIHAT VIDI, Puskesmas Pendopo Barat membuktikan bahwa promosi kesehatan gigi anak tidak harus mahal, rumit, atau bergantung pada teknologi canggih. Dengan memanfaatkan video pendek berdurasi singkat dan distribusi melalui platform sederhana seperti WhatsApp, edukasi bisa menyasar keluarga sasaran secara cepat dan tepat. Dalam waktu kurang dari satu tahun, perubahan positif sudah mulai terlihat dari kebiasaan menyikat gigi anak dan meningkatnya pemahaman ibu tentang kesehatan gigi. Ini membuktikan bahwa intervensi kecil yang tepat sasaran bisa memberikan dampak besar dalam jangka panjang. Keberhasilan inovasi ini juga membuka ruang kolaborasi antara puskesmas dan komunitas digital untuk pengembangan konten edukasi lainnya. BU TARI LIHAT VIDI tidak hanya mengubah perilaku, tapi juga membangun kesadaran kolektif bahwa menjaga gigi balita adalah investasi untuk masa depan. Jika dilakukan secara konsisten dan terintegrasi, pendekatan ini berpotensi mempercepat pencapaian target kesehatan dasar di tingkat lokal. Sebagai inovasi digital berbasis masyarakat, BU TARI LIHAT VIDI adalah inspirasi nyata bahwa edukasi yang cerdas, sederhana, dan menyentuh hati akan selalu relevan di tengah tantangan zaman.