INFOKES PLUS: Mendorong Perubahan Perilaku Pasien PTM Melalui Edukasi Personal dan Berkelanjutan

Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti hipertensi dan diabetes merupakan tantangan serius dalam pelayanan kesehatan primer, terutama di wilayah seperti Muara Pinang yang memiliki populasi lansia cukup tinggi. Data menunjukkan bahwa banyak pasien tidak mematuhi anjuran medis seperti pola makan sehat, olahraga rutin, atau disiplin minum obat. Hal ini tidak semata-mata karena kurangnya informasi, melainkan pendekatan edukasi yang selama ini bersifat satu arah dan tidak menyentuh dimensi perilaku. INFOKES PLUS hadir untuk menjawab tantangan tersebut dengan pendekatan komunikasi interpersonal yang lebih intensif, personal, dan berkelanjutan. Dalam program ini, petugas kesehatan menjadi fasilitator perubahan, bukan hanya penyampai informasi. Edukasi diberikan pada setiap momen layanan, mulai dari pengukuran tekanan darah hingga kunjungan rumah. Pasien dilibatkan aktif dalam proses edukasi, sehingga menciptakan rasa memiliki dan kesadaran yang lebih tinggi terhadap kesehatan mereka sendiri.

Inovasi INFOKES PLUS mengembangkan sistem edukasi berbasis data riwayat pasien yang disampaikan secara berulang oleh petugas kesehatan yang sama. Model ini membangun hubungan kepercayaan antara pasien dan tenaga kesehatan, yang penting untuk mengubah kebiasaan dan gaya hidup. Dalam setiap sesi edukasi, petugas menggunakan bahasa sederhana dan pendekatan empati untuk menjelaskan kondisi pasien dan tindakan yang bisa dilakukan di rumah. Edukasi tidak lagi dilakukan dalam format ceramah kelompok, melainkan melalui dialog dua arah yang memungkinkan pasien mengutarakan hambatan dan kebutuhan pribadi. Hasilnya, pasien merasa lebih dimengerti dan termotivasi untuk menjaga kesehatan. Program ini juga menyasar keluarga pasien agar mendukung perubahan perilaku di lingkungan rumah. Pendekatan sistemik ini menjadikan edukasi kesehatan bukan lagi kegiatan insidental, melainkan proses yang melekat dalam setiap layanan kesehatan.

Salah satu terobosan dalam INFOKES PLUS adalah lembar edukasi individu yang menjadi catatan bersama antara pasien dan petugas kesehatan. Lembar ini berisi ringkasan kondisi pasien, target perubahan, serta catatan mingguan tentang tekanan darah, gula darah, atau aktivitas fisik. Pasien membawa lembar tersebut dalam setiap kunjungan untuk dibahas bersama petugas. Alat ini sederhana namun efektif untuk memantau progres pasien secara personal, sekaligus menjadi pengingat visual terhadap komitmen perubahan yang telah disepakati. Program ini tidak hanya memudahkan pencatatan di sisi tenaga medis, tetapi juga meningkatkan rasa tanggung jawab pasien terhadap kesehatannya. Lembar ini kemudian digunakan sebagai data dasar evaluasi bulanan oleh tim inovasi di Puskesmas. Dalam jangka waktu tiga bulan, sudah tampak perbedaan signifikan pada indikator kesehatan pasien. Hasil ini memperkuat argumentasi bahwa pendekatan edukatif yang personal lebih efektif dibanding pendekatan umum.

Dalam pelaksanaannya, INFOKES PLUS terintegrasi ke dalam seluruh layanan yang berkaitan dengan PTM, tidak terbatas pada ruang konsultasi medis. Misalnya, sesi edukasi disisipkan dalam kegiatan senam lansia mingguan yang dilakukan di halaman Puskesmas atau balai desa. Petugas tidak hanya memberi instruksi senam, tapi juga menyisipkan informasi penting tentang manajemen stres, pola makan, dan pentingnya kontrol tekanan darah. Kegiatan ini membentuk komunitas belajar kesehatan yang saling mendukung satu sama lain, terutama bagi lansia yang hidup sendiri atau kurang aktif secara sosial. INFOKES PLUS juga melibatkan kader posyandu sebagai penghubung informasi dan pendamping edukasi lanjutan di tingkat rumah tangga. Melalui jejaring ini, informasi kesehatan tidak hanya disampaikan secara medis, tetapi juga secara sosial dan kultural. Program ini memperluas jangkauan edukasi tanpa menambah beban anggaran atau personel secara signifikan. Dengan cara ini, upaya preventif menjadi lebih melekat dalam kehidupan masyarakat.

Petugas kesehatan yang terlibat dalam INFOKES PLUS dibekali pelatihan komunikasi dan pendekatan perilaku untuk mengubah gaya edukasi mereka. Pelatihan ini menekankan pentingnya empati, teknik mendengarkan aktif, dan memberikan umpan balik yang membangun. Hasilnya, tenaga medis menjadi lebih peka terhadap kebutuhan psikologis pasien dan mampu menjembatani informasi kesehatan dengan konteks kehidupan sehari-hari pasien. Pelatihan ini juga membekali petugas dengan kemampuan menyusun pesan kunci yang singkat namun berdampak. Di samping itu, supervisi rutin dilakukan untuk memastikan konsistensi penerapan pendekatan edukatif ini di seluruh layanan. Petugas juga diajak menyusun materi edukasi sederhana seperti brosur dengan ilustrasi dan narasi lokal agar lebih mudah dipahami pasien. Inisiatif ini menjadikan Puskesmas bukan hanya tempat berobat, tetapi juga pusat pembelajaran gaya hidup sehat. INFOKES PLUS membuktikan bahwa inovasi tak harus digital untuk berdampak besar.

Evaluasi triwulan pertama tahun 2023 menunjukkan hasil yang menggembirakan bagi tim Puskesmas Muara Pinang II. Dari 128 pasien yang mengikuti program INFOKES PLUS, sebanyak 87 pasien menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengendalian tekanan darah atau gula darah. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan perilaku nyata sedang berlangsung. Selain itu, angka kunjungan ulang karena kekambuhan menurun sebesar 28% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Lebih menarik lagi, indeks kepuasan pasien terhadap pelayanan edukatif mencapai 92%, meningkat drastis dari tahun sebelumnya yang hanya 65%. Data ini memperkuat bahwa edukasi yang menyentuh aspek personal dan emosional lebih disukai pasien dibanding penyuluhan satu arah. INFOKES PLUS mampu mengubah wajah layanan kesehatan menjadi lebih ramah, partisipatif, dan berorientasi pada hasil. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa pendekatan komunikasi efektif dapat menjadi tulang punggung transformasi sistem kesehatan di tingkat akar rumput

Keterlibatan keluarga dalam INFOKES PLUS menjadi kekuatan penting dalam mendukung perubahan perilaku pasien PTM. Petugas kesehatan mendorong anggota keluarga untuk hadir saat sesi edukasi, terutama pada pasien lansia yang memiliki keterbatasan daya ingat atau motivasi. Dalam edukasi rumah tangga, keluarga dijelaskan peran mereka sebagai pengingat konsumsi obat, pengatur pola makan, hingga pendamping saat olahraga ringan. Dengan cara ini, upaya menjaga kesehatan tidak lagi menjadi tanggung jawab pasien semata, tetapi menjadi komitmen bersama dalam lingkungan rumah. Banyak keluarga mengaku lebih memahami kondisi penyakit anggota keluarganya dan lebih peduli dalam menciptakan suasana sehat di rumah. Petugas juga memberikan saran praktis seperti menyesuaikan menu masakan keluarga agar lebih sehat tanpa mengurangi cita rasa. Keluarga yang aktif terlibat terbukti mempercepat perubahan perilaku pasien dan mengurangi resistensi terhadap pola hidup baru. Kolaborasi ini menjadikan INFOKES PLUS sebagai program berbasis komunitas, bukan hanya hubungan pasien–petugas yang bersifat individual.

Dalam pengembangan konten edukasi, INFOKES PLUS juga mempertimbangkan kearifan lokal dan bahasa sehari-hari agar informasi lebih mudah dipahami. Materi edukasi tidak disusun dalam bahasa medis yang kaku, tetapi dalam narasi sederhana seperti “Kurangi Garam, Sayangi Jantung” atau “Bergerak Tiap Hari, Cegah Gula Naik Lagi.” Penggunaan gambar, warna cerah, dan simbol yang familiar di kalangan masyarakat membuat materi lebih menarik dan mudah diingat. Petugas juga mencetak brosur dalam bentuk kecil yang bisa disimpan di dompet atau ditempel di dapur sebagai pengingat harian. Strategi ini membantu memperkuat pesan kesehatan di luar ruang pelayanan dan memperluas dampaknya dalam kehidupan sehari-hari pasien. Brosur tersebut bahkan sering dibagikan oleh pasien kepada tetangga atau kerabat sebagai bentuk penyebaran informasi yang partisipatif. Pendekatan ini mengubah edukasi kesehatan dari satu arah menjadi gerakan sosial kecil yang tumbuh dari bawah. Dengan begitu, INFOKES PLUS menjadi inovasi yang menyebar secara organik di tengah komunitas.

INFOKES PLUS juga menjadi media yang memperkuat hubungan antara petugas kesehatan dan pasien. Dengan pendekatan komunikasi yang lebih personal, pasien merasa lebih nyaman dan tidak sungkan bercerita tentang masalah kesehatan maupun kondisi kehidupannya. Hubungan yang baik ini menciptakan suasana kepercayaan dan keterbukaan yang sangat penting dalam keberhasilan perubahan perilaku. Pasien tidak hanya datang untuk berobat, tetapi juga berdiskusi dan meminta saran yang aplikatif dalam kehidupan mereka. Petugas menjadi semacam sahabat kesehatan yang tidak menghakimi, tetapi mendampingi. Hal ini menciptakan rasa aman dan keterlibatan emosional yang tinggi, terutama bagi pasien lansia yang cenderung kesepian. Kualitas interaksi ini memengaruhi tingkat keberhasilan pengelolaan penyakit dalam jangka panjang. INFOKES PLUS membuktikan bahwa relasi yang manusiawi adalah komponen penting dalam sistem layanan kesehatan yang efektif.

Dari sisi kelembagaan, INFOKES PLUS mendorong perubahan budaya kerja di Puskesmas Muara Pinang II. Seluruh petugas, dari dokter, perawat, hingga kader, terlibat aktif dalam proses edukasi yang terintegrasi. Tidak ada lagi pemisahan yang kaku antara “pelayanan medis” dan “penyuluhan,” karena semua kegiatan layanan kini menjadi ruang edukasi. Inovasi ini juga mendorong peningkatan kolaborasi antarunit kerja, karena setiap petugas saling melengkapi informasi dan mencocokkan pendekatan edukasi mereka. Puskesmas menjadi lebih dinamis dan berorientasi pada hasil nyata, bukan hanya pada capaian administratif. Evaluasi kinerja juga tidak hanya diukur dari jumlah pasien yang dilayani, tetapi dari perubahan perilaku pasien yang terpantau secara berkala. Budaya kerja ini memberikan motivasi tambahan bagi petugas untuk terus belajar dan mengembangkan diri dalam metode komunikasi kesehatan. INFOKES PLUS telah menjadi pemicu transformasi budaya pelayanan yang lebih proaktif, humanis, dan berdampak jangka panjang.

Dampak INFOKES PLUS tidak hanya terlihat dari data kesehatan, tetapi juga dari perubahan persepsi masyarakat terhadap layanan kesehatan primer. Jika sebelumnya banyak pasien datang hanya saat sakit, kini mereka datang untuk berkonsultasi, meminta nasihat, atau sekadar memantau kondisi mereka. Puskesmas tidak lagi dipandang sebagai tempat akhir, tetapi sebagai mitra hidup sehat yang ramah dan mudah dijangkau. Kepercayaan masyarakat meningkat, dan ini tercermin dalam partisipasi aktif mereka dalam kegiatan-kegiatan kesehatan komunitas seperti senam, penyuluhan, dan posyandu lansia. Bahkan, beberapa desa mulai mengadopsi model edukasi INFOKES PLUS untuk program lokal seperti “rumah sehat keluarga” atau “desa sadar PTM.” Efek berganda dari inovasi ini menjadikan INFOKES PLUS sebagai model yang layak direplikasi di wilayah lain. Transformasi ini membuktikan bahwa pendekatan edukatif berbasis empati bisa mengubah cara masyarakat berinteraksi dengan sistem layanan kesehatan. INFOKES PLUS telah menjadi inovasi yang mengakar di hati masyarakat dan menghidupkan kembali makna pelayanan kesehatan yang sesungguhnya.

INFOKES PLUS menunjukkan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil yang konsisten dan terarah. Dengan mengedepankan pendekatan yang komunikatif, empatik, dan berkelanjutan, inovasi ini berhasil mendorong perubahan perilaku pasien PTM secara signifikan. Inovasi ini membuktikan bahwa pelayanan kesehatan primer bukan hanya tentang obat dan diagnosis, tetapi juga tentang mendampingi pasien dalam perjalanan hidup sehatnya. Di tengah keterbatasan sumber daya dan tantangan geografis, Puskesmas Muara Pinang II mampu menunjukkan bahwa komitmen dan kreativitas dapat menghasilkan pelayanan yang bermutu. INFOKES PLUS adalah refleksi nyata dari semangat Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang diterapkan dengan pendekatan lokal dan humanistik. Dengan model ini, transformasi sistem kesehatan berbasis komunitas menjadi lebih mungkin untuk diwujudkan. INFOKES PLUS bukan hanya solusi untuk PTM, tetapi juga model pembelajaran untuk layanan kesehatan yang lebih inklusif dan berdaya. Inilah langkah nyata menuju masyarakat sehat yang aktif, sadar, dan bertanggung jawab terhadap kesehatannya sendiri